Segunduk tanah pucat pasi tersipu dari kejauhan
Matanya bernanah merah mengalunkan kembang ketiadaan
Matari dini hari menyemburkan raga dalam belati
Kupu dan kupu mengalunkan genderang terlampau pasi
Suratku untukmu, tanah yang terpijak
bagaimana genderang hari menyelimuti kabut dalam diam
dalam diam kebohongan nan rupawan lelaki paruh baya
suratku untukmu, tanah yang berdebu
bagaimana ombak laut mengasuh air dalam rasa
dalam rasa pilu segala hal yang tak pernah terjadi
suratku untukmu, tanah basah tadi hari
bagaimana semut mengayuh rumput dalam khayal
dalam khayalku yang tak peduli akan segala
suratku untukmu, tanah pucat
bagaimana kau bungkam dalam malam
dalam malam-malam saatku tak percaya